Jumat, 21 Februari 2020

JUJITSU

Sejarah Seni Bela Diri Jujitsu dan Perkembangannya di Indonesia

Jujutsu (bahasa Jepang: jūjutsu; juga jujitsu, ju jutsu, ju jitsu, atau jiu jitsu) adalah nama dari beberapa macam aliran bela diri dari Jepang. Tidaklah betul jika dikatakan bahwa Jujitsu mengacu pada satu macam bela diri saja.
Jujitsu pada dasarnya adalah bentuk-bentuk pembelaan diri yang bersifat defensif dan memanfaatkan “Yawara-gi” atau teknik-teknik yang bersifat fleksibel, dimana serangan dari lawan tidak dihadapi dengan kekuatan, melainkan dengan cara “menipu” lawan agar daya serangan tersebut dapat digunakan untuk mengalahkan dirinya sendiri.

Sejarah Bela Diri Jujitsu

Bangsa Jepang selama berabad-abad telah menciptakan beramacam-macam bela diri, yang sebagian besar masih ada hingga kini. Salah satu bela diri Jepang yang tertua adalah Jujutsu, yang kadang-kadang dilafalkan oleh orang non Jepang sebagai Ju-jitsu atau Jiu-jitsu. Seni bela diri ini diciptakan oleh para prajurit Samurai sejak tahun 880 – 1868 M, dan sampai sekarang masih dianggap sebagai seni bela diri yang sangat efektif untuk sarana pembelaan diri, terutama bagi para penegak hukum.
Bahkan jajaran Keisatsukai (Kepolisian Jepang), NYPD (Kepolisian New York), dan L.A.P.D. (Kepolisian Los Angles,AS) masih mengajarkan Jiujitsu sebagai bagian dari pembekalan anggotanya dalam bertugas. Para anggota tentara Amerika, Jepang, dan Indonesia juga mempelajari Jujitsu untuk memperkaya materi H.T.H.C. (Hand To Hand Combat) dalam persiapan tugas di lapangan.

Perkembangan Jujitsu di Indonesia

jujitsu-indonesia
institutejujitsuofindonesia.wordpress.com
Beladiri Jujitsu masuk ke Indonesia saat masa pergolakan perang dunia II sekitar tahun 1942. Dibawa oleh seorang tentara Jepang yang bernama Ishikawa. Disiplin Jiu-jitsu yang ia bawa berasal dali aliran Kyushin Ryu. Ishikawa kemudian mewariskan ilmunya kepada Raden Sutopo (Ponorogo) yang kemudian diturunkan kepada kelima muridnya yaitu Firman Sitompul, Sitompul, Heru Nurcahyo, Bambang S dan Heru Winoto. Kelima murid inilah yang menjadi cikal bakal tumbuh dan berkembangnya Jujitsu di Indonesia.
Sebelum dibentuk organisasi “Institut Jiu-Jitsu Indonesia (IJI)”, Jiujitsu dikenal dengan sebutan perkumpulan bela diri “Bantaran Angin” yang berpusat di Ponorogo. Untuk mengembangkan Jiu-jitsu ke seluruh Indonesia, akhirnya pusat pengembangan Jiu-jitsu dipindahkan ke Jakarta. Disinilah dibentuk sebuah organisasi resmi dan berbadan hukum yang bernama Institut Jiu-Jitsu Indonesia (IJI), sekitar 8 Desember 1981.
Ditahun yang sama, diadakan demonstrasi beladiri Jiu-Jitsu di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian Jakarta. Akhirnya Jiu-jitsu berhasil mendapatkan penghargaan serta pengakuan dari Staf kedutaan besar Jepang. Kini, Institut Jiu-Jitsu Indonesia telah menjadi anggota ke-12 World Council of Jiu-Jitsu Organization yang berpusat di London yang menjadikan Jiu-Jitsu sebagai beladiri resmi POLRI dan berbagai kesatuan militer seperti KOPASSUS, KOSTRAD, PASPAMPRES, Marinir dan lainnya. Bahkan Jiu-Jitsu juga dikembangkan di sekolah sekolah, instansi swasta maupun instansi pemerintah dan perguruan tinggi.
Jujitsu juga mempunyai sebuah pedoman berupa Sumpah & Semboyan agar bisa diamalkan dan ditaati oleh semua murid. Selain itu, Sumpah dan Semboyan ini bisa juga untuk mendidik murid dan membuat karakter/sifat murid menjadi lebih baik. Sumpah Dan Semboyan Jujitsu adalah sebagai berikut :

Sumpah Jujitsu :

1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Taat pada orangtua
3. Sanggup menjaga nama baik Jujitsu
4. Bersikap kesatria dan jujur
5. Taat pada pelatih

Semboyan Jujitsu :

1. Berlatih Jujitsu demi kemanusiaan
2. Tidak boleh sombong
3. Melindungi yang lemah, berdiri di pihak yang benar
4. Jujitsu hanya digunakan dalam keadaan terpaksa
5. Dalam latihan tidak ada tawa dan tangis

PENCAK SILAT

Pencak silat atau yang biasa disingkat sebagai silat ini merupakan salah satu seni olahraga yang berasal dari Asia Tenggara tepatnya berasal dari negara Indonesia, Brunei Darusaalam, Singapura, Filipina, Thailand.
Dan kali ini, yuksinau.id berkesempatan untuk merangkum berbagai informasi seputar silat yang wajib kamu ketahui.
Yuk langsung saja simak baik-baik ulasan di bawah.

Pengertian

sejarah pencak silat
Kata “silat” sendiri merupakan istilah yang terkenal secara luas di kawasan Asia Tenggara untuk menyebut seni bela diri ini.
Meski demikian, masing-masing negara juga mempunyai sebutannya sendiri sesuai dengan bahasa lokal mereka seperti gayong dan cekak (Malaysia dan Singapura), bersilat (Thailand), dan pasilat(Filipina).
Pencak silat berasal dari dua kata, yakni pencak dan silat. Pengertian pencak ialah gerak dasar bela diri dan terikat dengan peraturan.
Sedangkan silat berarti gerak beladiri sempurna yang bersumber dari kerohanian.
Dalam perkembangannya, silat ini lebih mengutamakan unsur seni dalam penampilan keindahan gerakan, sementara itu silat ialah inti dari ajaran bela diri dalam pertarungan.
Pengurus Besar IPSI menyebutkan pengertian pencak silat sebagai:
“Pencak silat ialah hasil budaya manusia di Indonesia untuk membela, lalu mempertahankan eksistensi (kemandiriannya) serta integritasnya (manunggal) untuk lingkungan hidup sekitarnya guna mencapai keselarasan hidup dalam meningkatkan iman & taqwa terhadap Tuhan YME”.
Sementara itu, berdasarkan KBBI, menyebutkan bahwa pengertian pencak silat yaitu sebagai permainan (keahlian) dalam mempertahankan diri dengan keahlian menangkis, menyerang serta membela diri menggunakan ataupun tanpa senjata.
Beberapa istilah resmi yang berkaitan dengan silat dari berbagai daerah di Indonesia, diantaranya yaitu:
  • Di provinsi Sumatera Barat terdapat istilah Silek & Gayuang.
  • Pesisir timur provinsi Sumatra Barat serta Malaysia terdapat istilah Bersilat.
  • Di Jawa Barat terdapatistilah Maempok serta Penca.
  • Di Jawa Tengah, Yogyakarta, provinsi Jawa Timur terdapat istilah Pencak.
  • Di Madura dengan Pulau Bawean terdapat istilah Mancak.
  • Di Bali terdapat istilah Mancak ataupun Encak.
  • Di NTB dan Dompu terdapat istilah Mpaa Sila.
Baca juga: ceritapadang.com

Sejarah

pencak silat
Sejarah perkembangan pencak silat sudah dimulai sejak perkembangan zaman kerajaan, kemudian zaman penjajahan Belanda, sampai zaman pendudukan Jepang, dan yang terakhir ketika zaman kemerdekaan.
Selain seabgai upaya untuk mempertahankan diri, seni bela diri ini juga menjadi salah satu seni budaya yang terus dilestarikan hingga sekarang.
Dan seperti yang telah kita ketahui, silat ini tak hanya berkembang di negara Indonesia saja.
Melainkan hingga menyebar ke negara tetangga seperti Malaysia, Brunei Darusalam, Singapura, ataupun negara lainnya.
Untuk lebih jelasnya, simak ulasan mengenai sejarah di bawah ini:
1. Perkembangan pada Zaman Kerajaan
Pada masa kerajaan berlangsung, bela diri merupakan suatu keterampilan yang telah dikenal oleh masyarakat luas sebagai pertahanan keamanan.
Dan juga untuk memperluas wilayah kerajaan untuk melawan kerajaan lain.
Beberapa kerajaan seperti Kutai, Tarumanegara, Kediri, Mataram, Singasari, Sriwijaya, dan juga kerajaan Majapahit juga menyiapkan berbagai pasukan yang telah dibekali dengan ilmu bela diri guna mempertahankan wilayahnya.
Dan pada saat itu, istilah pencak silat belum dikenal oleh masayarakat kerajaan.
Selanjutnya pada tahun 1019-1041 tepatnya pada masa kerajaan Kahuripan dengan pimpinannya Prabu Erlangga yang berasal dari Sidoarjo, telah mengenal bela diri pencak yang bernama “Eh Hok Hik”, yang berarti “Maju Selangkah Memukul” (Notosoejitno, 1999).
2. Perkembangan pada Zaman Penjajahan Belanda
Pada masa penjajahan Belanda, pertumbuhan dari pencak silat sangat ditentang oleh pihak Belanda, sebab dipandang berbahaya untuk keberlangsungan jajahannya.
Sehingga, pencak silat dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan hanya dilakukan pada masayarakat kelompok kecil.
Dan pada masa penjajahan Belanda ini, silat hanya mempunyai kesempatan untuk mengembangkan keseniannya yang masih digunakan pada beberapa daerah saja, dan itupun berbentuk pertunjukan maupun upacara.
Pengaruh yang berasal dari penekanan zaman penjajahan Belanda turut mewarnai pertumbuhan silat dalam masa selanjutnya.
3. Perkembangan pada Pendudukan Jepang
Berbeda dengan zaman Belanda yang menentang pertumbuhan pencak silat, pada masa pendudukan Jepang, pencak silat sangatlah didukung serta dikembangkan guna sebagai kepentingan Jepang sendiri, yaitu untuk mengobarkan semangat pertahanan untuk menghadapi serangan sekutu.
Sebab anjuran dari Shimitsu, maka banyak diadakan pemusatan tenaga dari aliran pencak silat sini.
Pada masa ini, seluruh wilayah Jawa didirikan perkumpulan pencak silat yang telah diatur pemerintah secara serentak.
Meskipun Jepang telah memberi kesempatan untuk menghidupkan unsur-unsur warisan dari kebesaran bangsa tersebut.
Tetapi tujuan utamanya adalah guna mempergunakan semangat yang menurutnya akan berkobar lagi yang tentunya untuk kepentingan Jepang. Bukan kepentingan nasional.
Meskipun demikian, masih ada keuntungannya, yaitu masyarakat kembali sadar demi mengembalikan ilmu tersebut ditempat semestinya.
Bahkan masyarakat juga mulai menata kembali ilmu silat ini dan selanjutnya mengaplikasikan nilai-nilai yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
4. Perkembangan pada Zaman Kemerdekaan
Perkembangan silat juga terus berlanjut hingga masa kemerdekaan. Dalam periode ini adalah perintisan didirikannya organisasi pencak silat yang memiliki tujuan guna menampung perguruan-perguruan seni bela diri ini yang ada.
Pada tanggal 18 Mei tahun 1948 di Surakarta, terdapat beberapa pendekar yang berkumpul dan kemudian membentuk sebuah organisasi yang bernama Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia atau yang disingkat dengan IPSSI.
Dalam organisasi tersebut diketuai oleh Mr. Wongsonegoro dan kemudian mengubah nama organisasinya menjadi Ikatan Pencak Silat Indonesia dan disingkat sebagai IPSI yang memiliki tujuan untuk membakar lagi semangat juang rakyat Indonesia pada masa pembangunan.
Tak hanya itu, tujuan lain dari terbentuknya organisasi ini adalah untuk memupuk rasa persaudaraan serta kesatuan bangsa Indonesia supaya tidak gampang dipecah belah.
Dan sekarang, IPSI tercatat menjadi organisasi silat nasional paling tua yang ada di dunia.
Selanjutnya di tanggal 11 Maret tahun 1980, didirikan juga sebuah organisasi pencak silat bernama Persatuan Pencak Silat Antarbangsa atau yang disingkat sebagai Persilat yang didirikan oleh prakarsa Eddie M. Nalapraya dari (Indonesia) yang pada masa itu juga menjabat sebagai ketua IPSI.
Dan kemudian diadakan sebuah acara pencak silat dengan dihadiri berbagai perwakilan negara, seperti Malaysia, Singapura, maupun Brunei Darusalam.
Dan dari keempat negara tersebut, Indonesia termasuk kedalam negara sebagai pendiri Persilat.
Organiasi silat lainnya diantaranya sebagai berikut:
  • IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) di Indonesia
  • PESAKA (Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia) di Malaysia
  • PERSIS (Persekutuan Silat Singapore) di Singapura
  • PERSIB (Persekutuan Silat Bruei Darussalam) di Brunei Darussalam.
Dan yang paling membanggakan, negara seperti Amerika Serikat serta Eropa juga turut mengembangkan pencak silat ini dengan mendirikan perguruan silat.
Dan hingga sekarang, silat telah ditetapkan sebagai salah satu cabang olahraga resmi yang dipertandingkan dalam pertandingan internasional.
Terutama dalam pertandingkan SEA Games.

Teknik

teknik pencak silat
1. Sikap Dasar Pencak Silat
Teknik pertama yang harus kalian pelajari dan kuasai adalah sikap dasar dari pencak silat. Sikap ini merupakan sikap-sikap statis.
Dan dilakukan untuk melatih kekuatan otot-otot pada tungkai.
Terbentuknya sikap dasar ini juga sebagai pondasi pembentukan gerak teknik untuk pesilat selanjutnya, yang meliputi sikap jasmaniah dan juga sikap rohaniah.
Adapun beberapa sikap dasar dari seni bela diri ini, meliputi:
  • Sikap Hormat
Yang pertama yaitu sikap hormat atau sikap tegak yang digunakan guna menghormati musuh maupun kawan.
Posisi sikap hormat berupa badan tegap diikuti dengan kaki yang rapat serta tangan berada di depan. Posisi dada terbuka yang rapat dengan jari-jari pada tangan serta pandangan menghadap ke arah atas.
  • Sikap Tegak
Posisi sikap tegak yakni dimana siap berdiri tegak yang terdapat dalam bela diri pencak silat.
Pada posisi tegak ini juga dibagi lagi menjadi 4 jenis sikap, diantaranya yaitu:
    • Sikap Tegak 4
    • Sikap Tegak 3
    • Sikap Tegak 2
    • Sikap Tegak 1
  • Sikap Duduk
Sebagai dasar dari permainan bawah, sikap duduk juga dibagi atas 4 sikap, diantaranya yaitu:
    • Sikap sila
    • Sikap duduk
    • Sikap simpuh
    • Dan sikap sempok atau dempok
  • Sikap Pasang
Selanjutnya merupakan sikap pasang yaitu sikap awal yang betujuan untuk melakukan serangan maupun pembelaan.
Dalam sikap pasang ini juga dibagi atas 4 sikap, diantaranya yaitu:
    • Sikap Pasang pertama merupakan pasang satu.
    • Selanjutnya sikap pasang Dua.
    • Kemudian sikap Pasang Tiga.
    • Dan yang terakhir Sikap Pasang Empat.
  • Kuda-Kuda Pencak Silat
Kata “kuda-kuda” berasal dari kata “kuda” yang berarti posisi kaki layaknya orang yang sedang menunggang kuda.
Dalam seni bela diri silat, kuda-kuda juga dapat diartikan sebagai posisi tumpuan untuk melakukan sikap pasang. Selanjutnya teknik-teknik serangan, sampai teknik pembelaan diri.
Dibawah ini merupakan lima bentuk kuda-kuda dalam pencak silat, diantaranya adalah sebagai berikut:
    • Posisi Kuda-Kuda Tengah.
    • Posisi Kuda-Kuda Samping.
    • Posisi Kuda-Kuda Depan.
    • Posisi Kuda-Kuda Belakang.
    • Posisi Kuda-Kuda Silang.
  • Pemebentukan Gerakan
Kemudian ada juga pembentukan gerakan yang merupakan dasar guna mewujudkan pembelaan ataupun serangan kepada pihak lawan.
Dalam pembentukan gerakan ini juga diliputi oleh beberapa unsur, diantaranya adalah sebagai berikut:
    • Pembentukan Arah
Yang sangat dibutuhkan pada waktu pembentukan gerakan adalah arah. Terdapat beberapa arah yang perlu kamu pahami ketika belajar seni bela diri silat.
Dibawah ini terdapat 8 arah penjuru atau arah mata angin.
8 Penjuru mata angin merupakan sikap maupun pola langkah silat dengan membentuk 8 penjuru dalam satu titik tumpu yang berada di tengah.
Arah 8 penjuru tersebut diantaranya yaitu:
  1. Arah kebelakang
  2. Arah serong kiri belakang
  3. Arah samping kiri
  4. Arah serong kiri depan
  5. Arah depan
  6. Arah serong kanan depan
  7. Arah samping kanan
  8. Arah serong kanan belakang.

Jurus Pencak Silat

jurus
Terdapat beberapa jurus yang dapat dilakukan dalam seni bela diri silat.
Salah satunya yaitu jurus 5 yang dimana jurus ini melambangkan kemajuan berkepribadian Indonesia.
So, bagaimana cara untuk melakukan jurus 5 ini? Perhatikan baik-baik ulasan di bawah:
Dalam jurus 5, terdapat dua pola yang dipakai, yakni pola lantai lurus serta pola langkah berputar.
Berikut cara untuk melakukannya:
  1. Langkahkan kaki kanan ke arah depan serta silangkan kedua tangan di depan dada. Jangan lupa untuk tangan kanan ditaruh di atas.
  2. Selanjutnya lakukan sikuan kiri dan juga menggunakan kuda-kuda tengah di tempat.
  3. Lakukan juga tendangan di depan kanan dengan menggunakan tangan kanan untuk memukul pelan pada paha. Sementara itu, tangan kiri disilangkan di depan kuda-kuda.
  4. Pakai pasang di bawah dengan pososo duduk bertumpu di kaki kanan dengan tangan kiri terbuka di bagian belakang badan.
    Di bagian lain, tangan kanan juga akan disilangkan di depan dada.
  5. Sesudah itu, lakukan juga tendangan ke arah samping di bawah kiri dengan posisi terbaring.
    Sementara itu, posisikan tangan kiri di depan kepala dengan tangan kanan yang digunakan sebagai tumpuan badan.
  6. Posisikan kaki kiri di depan sempok dengan posisi tangan kanan menjunjung tinggi ke atas. Junjungan tangan kanan ini merupakan wakil dari menjujung kebenaran.
  7. Putar badan ke arah kanan dan lakukan tangkisan ke arah samping kanan. Kuda-kuda yang digunakan dalam gerakan ini merupakan kuda-kuda depan kanan.

Peraturan Pertandingan Pencak Silat

peraturan pertandingan
Peraturan dala pertandingan pencak  silat di Indonesia memuat mengenai berbagai ketentuan bertanding.
Hal itu meliputi ketentuan kemenangan, ketentuan hukum pesilat, serta ketentuan penilaian.
Untuk lebih jelasnya, akan simak ulasan di bawah:
1. Ketentuan Bertanding
a. Pertandingan Pencak silat dyang ilakukan oleh dua pesilat yang saling berhadapan untuk mencapai prestasi.
  • Melakukan pembelaan (hindaran, elakan serta tangkisan)
  • Melakukan serangan kepada sasaran (serangan dengan menggunakan tangan dan kaki)
  • Menjatuhkan lawan.
  • Mengunci lawan.
b. Pertandingan pencak silat yang dilakukan dalam 3 babak, dangan masing-masing babak berdurasi 2 menit dan durasi istirahat antar babak adalah 1 menit.
c. Ketentuan Pertandingan
  • Setiap pembela dan serangan harus berpola dasi sikap awal, pasangan, langkah dan adanya koordinasi dalam melakukan serangan ataupun pembelaan harus kembali pada sikap awal atau pasang.
  • Serangan beruntun harus tersusun dengan teratur dan juga berangkai dengan berbagai cara ke arah sasaran, sebanyak-banyaknya terdapat 4 jenis serangan.
  • Mematuhi segala ketentuan tentang sasaran, larangan-larangan dan juga kaidah pencak silat serta ketentuan-ketentuan perwasitan umumnya.
d. Pertandingan pencak silat dipimpin oleh satu orang wasit serta lima orang juri.
2. Ketentuan-ketentuan Kemenangan
Peraturan pertandingan pencak silat meliputi ketentuan kemenangan sebagai berikut:
a.  Menang angka, bila pertandingan selesai dalam 3 babak dan juri telah menetapkan satu pemenang dengan jumlahh angka lebih banyak dari lawannya.
b. Menang teknik apabila lawan tidak dapat melanjutkan ke pertandingan sebab:
  • Menyatakan diri tidak bisa atau tidak mampu meneruskan pertandingan.
  • Atas keputusa dokter pertandingan, sebab kondisi atlet mungkin membahayakan.
  • Atas permintaan dari pelatih.
c. Menang mutlak, apabila lawannya jatuh dikarenakan serangan yang sah serta tidak sadar setelah hitungan wasit hingga ke-10 dalam waktu 10 detik.
d. Menang diskualifikasi, apabila:
  • Lawan memperoleh peringatan ke-3 setelah mendaptkan peringatan ke-2.
  • Lawan melakukan pelanggaran yang berat dan diberikan hukuman langsung berupa diskualifikasi.
  • Lawan melakukan pelanggaran tingkat pertama serta lawan mengalami cedera dan tidak bisa melanjutkan pertandingan atas keputusan dokter pertandingan.
e. Menang karena pertandingan tidak seimbang
f. Menang karena lawan tidak hadir dalam pertandingan atau mengundurkan diri.
3. Ketentuan Hukum Kepada Pesilat
Peraturan pertandingan pencak silat terdapay berbagai ketentuan hukum dalam pencak silat, diantaranya sebagai berikut:
a. Teguran, diberikan apabila pesilat melakukan pelanggaran ringan.
  • Teguran I, nilai dikurangi satu (1)
  • Teguran II, nilai dikurangi dua (2)
b. Peringatan I, apabila pesilat mendapatkan teguran ke-3 dalam satu babak dikarenakan pelanggaran ringan. Peringatan ini akan di kurangi lima (5)
c. Peringatan II, diberikan apabila pesilat mendapatkan Peringatan I, Peingatan II, dan nilai dikurangi sepuluh (10)
d. Diskualifikasi diberikan apabila pesilat:
  • Memperoleh peringatan sesudah peringatan II.
  • Melakukan pelanggaran berat yang didorong oleh unsur kesengajaan dan bertentangan dengan norma keolahragaan.
  • Melakukan pelanggaran tingkat pertama serta lawan cidera sehingga tidak dapat melanjutkan pertandingan atas keputusan dokter perandingan.
4. Ketentuan Penilaian
Baca juga: Kasti
Ketentuan penilaian dalam peraturan pertandingan pencak silat ialah sebagai berikut:
a. Nilai 1 (satu)
  • Elakan atau tangkisan yang sukses dan disusul oleh serangan yang masuk dalam sasaran, atau teknik jatuhan yang juga sukses.
  • Serangan tangan yang masuk pada sasaran.
b. Nilai 2 (dua)
  • Serangan kaki yang masuk pada sasaran.
c. Nilai 3 (tiga)
  • Menjatuhkan lawan.
d. Nilai 4 (empat)
  • Mengunci lawan.
e. Selain nilai-nilai di atas juga diberikan nilai kerapian teknik. Yakni penilaian atas kaidah-kaidah permainan pencak silat, dengan nilai terendah yaitu 2 (dua) dan nilai tertinggi yaitu 5 (lima) dalam setiap babak.
5. Sasaran yang dapat diserang yaitu bagian tubuh, kecuali leher ke atas dan kemaluan, diantaranya:
  • Dada
  • Perut
  • Pinggang kiri dan kanan
  • Punggung
  • Sementara itu, tungkai dan tangan bisa dijadikan sasaran serangan dengan menjatuhkan dan juga melakukan kuncian, namun tidak memiliki nilai sebagai serangan perkenaan.

Tujuan Pencak Silat

tujuan
Pencak silat ini mempunyai lima aspek penting yang menjadi tujuan dari pencak silat itu sendiri.
Dimana kelima dari aspek dan tujuan tersebut saling berhubungan satu sama lain sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh.
Berikut ini merupakan beberapa tujuan dari pencak silat berdasarkan 5 aspek penting yang ada di dalamnya:
1. Pengembangan Pendidikan Mental-Spiritual
Tujuan pertama dari pencak silat yaitu untuk pengembangan pendidikan mental spiritual, termasuk dalam mewujudkan budi pekerti luhur kepada setiap pengikutnya.
Pencak silat juga mengajarkan tentang pengenalan terhadap diri sendiri sebagai seorang makhluk yang percaya kepada adanya Tuhan Yang Maha Esa.
Oleh karena itu, pencak silat bukan hanya suatu pembinaan dengan tujuan aspek seni, bela diri, ataupun olah raga saja.
Tetapi juga memiliki tujuan untuk mengembangkan watak luhur, kepribadian, karakter, sikap ksatria, percaya diri, dan juga takwa terhadap Tuhan yang Maha Esa.
Tujuan pengembangan dari pendidikan mental spiritual juga bisa disimpulkan seperti di bawah:
  • Peningkatan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan juga berbudi luhur untuk setiap pengikutnya.
  • Menciptakan rasa tenggang rasa, percaya kepada diri sendiri, dan juga disiplin yang tinggi.
  • Membangun rasa cinta terhadap bangsa serta tanah air, dengan didukung kehadiran pencak silat sendiri sebagai salah suatu bela diri tradisional Indonesia.
  • Meningkatkan rasa persaudaraan, pengendalian diri, dan juga tanggung jawab sosial yang tinggi.
  • Membangung rasa solidaritas sosial, keinginan untuk kemajuan, kejujuran, kebenaran, dan keadilan bagi para pengikutnya.
2. Pengembangan Aspek Bela Diri
Pencak silat sebagai salah suatu bela diri sehingga bertujuan untuk mengembangkan aspek bela diri dalam mengembangkan keterampilan, sikap, kepribadian, dan juga rasa kebangsaan.
Yang mana hal-hal itu memang harus dikuasai di dalam ilmu bela diri pencak silat supaya para pengikutnya bisa terbentuk sebagai seorang manusia seutuhnya, yang berarti terbentuk secara jasmani dan juga rohani.
Tujuan dari pengembangan aspek bela diri pada pencak silat dapat disimpulkan dengan tujuan sebagai berikut:
  • Untuk meningkatkan efektifitas dan juga keterampilan dalam hal bela diri dan juga menjaga keselamatan serta harga diri baik bagi para pengikutnya ataupun bagi bangsa dan juga negara.
  • Meningkatkan sikap tanggap, cermat, dan peka dalam menanggapi ataupun memahami segala permasalahan yang dihadapi.
  • Meningkatkan ketangguhan ataupun keuletan dalam pengembangan kemampuan dasar dari dalam diri individu masing-masing.
3. Pengembangan Seni
Sebagai salah satu seni bela diri, pencak silat juga mempunyai tujuan untuk pengembangan seni maupun kebudayaan daerah.
Dimana pencak silat sendiri harus mampu mengikuti ketentuan estetika seperti wiraga, wirama, serta wirasa menjadi satu kesatuan yang utuh.
Oleh karena itu, pencak silat bertujuan untuk mengembangkan seni maupun kebudayaan yang berarti juga adanya tujuan untuk pengembangan keterampilan dalam gerak yang serasi, unik, serta menarik berdasar pada kecintaan terhadap budaya bangsa.
Tak hanya itu, tujuan dari pengembangan seni juga untuk:
  • Menanggulangi sekaligus mengurangi pengaruh budaya asing yang bersifat negatif, serta untuk mendorong terbentuknya sikap untuk dapat menyaring budaya asing yang positif serta berguna dalam pembangunan budaya bangsa.
  • Mengembangkan nilai-nilai pencak silat yang disesuaikan dengan penerapan nilai-nilai kepribadian yang ada dalam Pancasila.
  • Pengembangan nilai-nilai budaya luhur demi memperkuat kepribadian kebudayaan bangsa Indonesia.
4. Pengembangan Olahraga
Dalam beberapa aspek, pencak silat juga diartikan dalam aspek olahraga.
Sehingga memiliki tujuan untuk pengembangan olahraga dimana gerakan-gerakan efektif yang ada dalam pencak silat bertujuan juga untuk mengembangkan kesehatan jasmani dan juga rohani.
Kondisi tersebut juga dikarenakan pencak silat memakai otot-otot tubuh sekaligus keseimbangan dan kemampuan untuk mengambil keputusan dalam waktu yang singkat namun tepat.
Sehingga, pencak silat ini untuk pengembangan olahraga juga memiliki tujuan yang lain, seperti:
  • Mendorong timbulnya sifat sportivitas untuk para pengikutnya.
  • Meningkatkan prestasi dengan melalui berbagai pertandingan-pertandingan olahraga pencak silat.
  • Meningkatkan kebiasaan hidup sehat dengan melalui olahraga pencak silat.
5. Pengembangan Pendidikan
Pencak silat juga mempunyai beberapa tujuan untuk pengembangan pendidikan, diantaranya adalah sebagai berikut:
  • Meningkatkan ilmu pengetahuan yang lebih dalam.
  • Membentuk sikap yang lebih positif dan juga efektif serta bermanfaat juga di dalam usaha penyesuaian terhadap lingkungan disekitarnya.
  • Membantu untuk membentuk keterampilan.
    Contohnya dalam mengambil keputusan dan memecahkan permasalahan yang sedang dialami.
  • Meningkatkan fungsi organ tubuh, sebab dalam pencak silat yang termasuk dalam bagian dari olahraga juga menggunakan kemampuan otot serta kekuatan tubuh dan juga keseimbangan.
    Seperti halnya yang sangat bermanfaat bagi fungsi organ di dalam tubuh.
Selain kelima tujuan di atas yang didasarkan kepada beberapa aspek penting kehidupan diatas.
Terdapat pula beberapa tujuan pencak silat secara umum.
Diantaranya:
  • Sebagai suatu wadah untuk menyalurkan hobi serta minat yang berhubungan dengan bela diri.
  • Membentuk suatu masyarakat dengan jiwa yang sehat, pemikiran cerdas, serta meningkatkan prestasi dalam masyarakat.
  • Mendidik sekaligus membentuk kepribadian yang ksatria, berani, adil, disiplin, dan juga memiliki sikap bertanggung jawab yang tinggi.
  • Mendorong sekaligus menggerakkan masyarakat supaya lebih bisa menghargai seni dan kebudayaan bangsa Indonesia sendiri.
  • Mendorong munculnya suatu pemahaman bahwa pencak silat adalah suatu kebutuhan hidup.
  • Mendidik generasi muda supaya bisa memanfaatkan waktu dengan lebih baik serta tidak terjerumus di dalam pergaulan bebas ataupun terpengaruh dengan budaya asing yang bersifat negatif.

PRAMUKA


Artikel Pramuka


Sejarah Pramuka

Gerakan Pramuka  lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960.
Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.
Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8).
Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961.
Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu.
Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial).
Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.

Kelahiran Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu :
  1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA
  2. Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.
  3. Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.
  4. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.
Sandi Pramuka
SANDI AZ
Kunci : A = Z
ABCDEFGHIJKLM
ZYXWVUTSRQPON
Contoh : KIZNFPZ
Artinya : PRAMUKA

SANDI AN
Kunci : A = N
ABCDEFGHIJKLM
NOPQRSTUVWXYZ
Contoh : CENZHXN
Artinya : PRAMUKA
SANDI IRIAN
Kunci : Dibaca dari arah belakang.
Contoh : ANARAK ADUM AJARP
Artinya : PRAJA MUDA KARANA
SANDI ANGKA
Kunci : A = 1 (dapat diubah-ubah)

ABCDEFGHIJKLM
12345678910111213
NOPQRSTUVWXYZ
14151617181920212223242526

Contoh : 16.18.1.13.1.4.23.1 . 11.5.25.5.14
Artinya : PRAMADEWA KEYEN
SANDI KATA
Kunci : AND (boleh dengan kata yang lain)
Contoh : R
ANDA MANDU
Artinya : RAMU
SANDI OBAT NYAMUK
Kunci : Berputar dari pusat ke arah utara, timur, selatan dan barat terus mengikuti arah jarum jam
Contoh :
G
A
L
TNB.OTK
M
I
A
Artinya : LOMBA TINGKAT
SANDI KOORDINAT
Kunci : SIAGA BANTU (dapat diubah)
SIAGA
B
A
N
T
U
abcde
fghij
klmno
pqrst
uvwxyx
Contoh : ST AB AN IB GA GN SB
Artinya : P E M B I N A
SANDI ALJABAR
Kunci : A B X Y
1234567
A
B
X
Y
abcdefg
hijklmn
opqrstu
vwxyz.,
Contoh : 6B – 5A (4X + 4A) (5A – 4B) : A
Artinya : MERDEKA